Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Labas?bikhire?kulsyi bikhire?dirari kulsyi bikhire?mizyan?khaifa dirasa? alhamdulillah kulsyi bikhire.kulsyi mizyan ngak!!begitulah kehidupan seharian aku di sini..bile berjumpa je kami akan memberi salam dan bertanya khabar.jadi bersesuaian lah dengan hadith dari Rasulullah, Dari Abdullah bin ‘Amr ibnil ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, salah seorang shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan, “Ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Perangai Islam yang manakah yang paling baik?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Engkau memberi makan (kepada orang yang membutuhkan, pent.) serta mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan tidak engkau kenal.” (HR. Al-Bukhari no. 6236 dan Muslim no. 159) Ini lah yang di ajar oleh Baginda Rasulullah S.A.W. apabila kite bertemu kita hendaklah saling memberi salam samada kepada orang yang kita kenal mahupon yang kita tidak kenal.Bangsa Arab telah lama mempraktiskan ibadah ini cuma Bangsa Melayu sahaja yang tidak mempraktikannya.bukan semua.tetapi kebanyakan.kalau ada pon hanya beri pada orang yang di kenali sahaja.di antara hikmah Rasulullah suruh kita menyebarkan salam kerana supaya kita dapat menyebarkan syiar islam.berbanding agama lain,kita tidak dapat lihat mereka saling memberi salam.Tujuan salam ini adalah supaya kita mendoakan saudara kita yang kita temui.bile kita bertemu kitea berikan salam padanya.dengan berkata "Assalamualaikom warahmatullahi wabarokatuh"dengan kita mendoakan kesejahteraan saudara kita itu dan dia juga mendoakan kesejahteraan kita.begitu indah apa yang diajarkan oleh agama kita.selain itu dengan memberi salam kita akan menambahkan lagi perasaan mahabbah dan kasih sayang kita kepada saudara kita. seperti mana yang di naqalkan oleh Syeikh Ibnu Uthaimin: Salam merupakan sebab awal tumbuhnya kedekatan hati dan kunci yang mengundang rasa cinta. Dengan menyebarkannya berarti menumbuhkan kedekatan hati di antara kaum muslimin, selain untuk menampakkan syiar mereka yang berbeda dengan orang-orang selain mereka. (Al-Minhaj 2/224, 225, Syarhu Riyadhish Shalihin, Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu, 3/6).dengan salam itu kita dapat mengeratkan lagi hubungan kita sesama muslim.bahkan kita dapat meramaikan lagi kawan-kawan kita.seperti mana kita bertaaruf.bukan susah untuk menambah kenalan,hanya dengan salam kita dapat meramaikan lagi kenalan.bukanlah dengan bermain chat sahaja kita dapat berkenalan tetapi dengan salam yang di ajar oleh rasulullah. Tetapi terdapat khilaf antara ulama dengan memberi salam kepada wanita.tetapi kita seharusnya berdiri di tengah-tengah.di mana yang kita merasakan kita mampu kita ikut apa yang telah di fatwa oleh Al Ulamail 3amilin.seperti mana yang di naqalkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu, “Mengucapkan salam kepada para wanita dibolehkan, terkecuali bila wanita itu masih muda karena dikhawatirkan fitnah bila berbicara dengan mereka dengan adanya bujuk rayu setan atau pandangan mata yang khianat (lirikan mata yang diharamkan). Adapun bila wanita itu sudah lanjut usia maka bagus mengucapkan salam pada mereka karena aman dari fitnah. Ini merupakan pendapat ‘Atha` dan Qatadah, dan dipegangi oleh Al-Imam Malik serta sekelompok ulama rahimahumullah.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 5/195).Berdasarkan qoul ini,maka kita sebenarnya di haruskan memberi salam sekiranya tidak berlakunya fitnah.tetapi sekiranya di khuatiri berlakunya fitnah maka tidak di galakkan memberi salam kecuali pada orang yang sudah berumur. Dan akhir kalam saya sertakan dengan qoul Assyeikh Ibn Uthaimin di dalam kitabnya syarah riyadulssolihin yang berbunyi Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata, “Bila ada seseorang menukilkan salam dari orang lain untukmu, maka engkau menjawabnya dengan ucapan, ‘Alaihis salam.’ Namun apakah wajib bagimu menyampaikan pesan bila ada yang berkata, ‘Sampaikan salamku kepada si Fulan,’ ataukah tidak wajib? Ulama memberikan perincian terhadap permasalahan ini. Jika engkau diharuskan menyampaikannya maka wajib engkau sampaikan salam tersebut, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya.” (An-Nisa`: 5 Berarti engkau sekarang memikul kewajiban tersebut. Adapun bila orang itu berpesan kepadamu, ‘Sampaikan salamku kepada si Fulan,’ lalu ia diam tanpa ada ucapannya yang mengharuskanmu menyampaikan salamnya tersebut, atau ketika dipesani demikian engkau berkata, ‘Iya, kalau aku ingat,’ atau ucapan yang semisal ini, maka tidak wajib bagimu menyampaikannya terkecuali bila engkau ingat. Namun yang paling bagus, janganlah seseorang membebani orang lain dengan titipan salam ini, karena terkadang menyusahkan orang yang diamanahi. Hendaknya ia berkata, ‘Sampaikan salamku kepada orang yang menanyakanku.’ Ini ungkapan yang bagus. Adapun bila seseorang dibebankan maka tidaklah bermanfaat, karena terkadang ia malu darimu hingga mengatakan, ‘Iya, aku akan menyampaikannya,’ kemudian dia lupa atau berlalu waktu yang panjang atau semisalnya (hingga salam itu tidak tersampaikan).” (Syarh Riyadhish Shalihin, Ibnu ‘Utsaimin , 3/19)'
Al haqir ila Allah, Muhammad Iskandar Shah Ben Ab Ahmid Toolibul Ilmi
posted by Muhammad Iskandar Shah Bin Ab Ahmid @ 2:20 AM
Name: Muhammad Iskandar Shah Bin Ab Ahmid Home: Kenitra, Morocco About Me: -Lahir di Hosp Tampin,menetap di Kg Bongek Tengah,Rembau Negeri Sembilan,Sekarang di Univ Ibn Tofail,Kenitra Morocco.. See my complete profile